PDM Kabupaten Tegal - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tegal
.: Home > Artikel

Homepage

Beda Zaman Beda Tantangan - Catatan Pengajian Ramadhan 1439 PP Muhammadiyah

.: Home > Artikel > PDM
29 Mei 2018 16:12 WIB
Dibaca: 1710
Penulis : Fathin Hammam Dhomiri

Menkominfo Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah

foto: suaramuhammadiyah.id

 

 
Bersyukur sekali ramadhan  tahun ini, saya bersama Hendra Apriyadi, Ketua MPI PDM Kabupaten Tegal, berkesempatan hadir dan mengikuti Pengajian Ramadhan 1439H yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 25-27 Mei 2018, tema yang di angkat adalah  "Keadaban Digital, Dakwah Pencerahan di Zaman Milenial" , sebuah tema yang menarik dan  kontekstual jika dikaitkan dengan apa yang sedang kita alami dan rasakan pada saat ini. Sebab, zaman akan selalu berubah, maka berbeda zaman dan generasi akan berbeda karakter, peluang dan tantangan yang dihadapi, terlebih dalam berdakwah perlu terus melakukan inovasi dan menyesuaikan agar tidak konvensional dan tertinggal.
 
Dalam tulisan ini, penulis ingin berbagi wawasan dan informasi yang didapatkan dari  beberapa  nara sumber yang mengisi materi.
 
Sebelumnya kita harus menyamakan persepsi, bahwa menurut para ahli sosiologi antropologi membagi  generasi dalam 5 istilah yaitu: 1). Generasi Silent [lahir sebelum 1945]; 2. Generasi Baby Boomers [lahir sebelum 1965]; 3. Generasi X [lahir sebelum 1979]; 4. Generasi Y [Millenials] [lahir setelah 1980-an]; dan 5. Generasi Z [lahir setelah 2000-an].
 
Nah, saat ini kita mulai memasuki Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya internet of/for things yang diikuti teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan, robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan teknologi nano.
 
Berdasar survei, saat ini ada sekitar 143 juta orang  atau 54% dari jumlah penduduk indonesia yang menggunakan internet , dari jumlah itu yang paling mendominasi adalah generasi Y yang lahir pada tahun 1980 an sering disebut dengan generasi milenial.  
Menurut DR. Haedar Nasir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam  sambutan pembukaannya, beliau mengatakan beberapa dampak dari relasi digital yang berkembang saat ini adalah empati dan faktor rasa mulai tergerus di dalam kehidupan bermasyarakat. Kehadiran dunia digital,  mengutip Fukuyama, telah membawa dunia pada era disrupsi.
 
Dengan adanya era digital saat ini mengakibatkan kejahatan digital, porak-porandanya institusi keluarga, pudarnya ikatan pernikahan, adanya hubungan sosial yang rusak. Inilah yang disebut dengan era disrupsi. Menghadapi perkembangan teknologi dan media sosial saat ini, maka agama harus hadir sebagai solusi,  kita harus mengetahui bagaimana menghadirkan dan memanfaatkan dakwah berkemajuan melalui media sosial. Dalam situasi seperti ini beliau berpesan kepada warga Muhammadiyah,khususnya para mubaligh untuk lebih proaktif dan inovatif berdakwah lewat media sosial dengan konten yang positif dan  mencerahkan, "Kita harus mampu menghadirkan dakwah dengan melampaui kecerdasan teknologi" ujar beliau.
 
Turut hadir juga sebagai pemateri, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) RI Rudiantara. Beliau menyampaikan bahwa, di tengah pesatnya perkembangan dunia digital dan media sosial, masyarakat harus cerdas dalam menerima dan menyebarkan pesan atau informasi. Beliau menyebutkan bahwa saat ini masyarakat lebih cenderung berlomba-lomba membagikan informasi dan pesan di media sosial tanpa mengkonfirmasi atau tabayyun atas informasi yang diterima. Maka jangan sampai "jempol lebih cerdas dari otak kita", hendaknya kita berprinsip "saring dulu sebelum sharing". Beliau menyebutkan tiga ciri dari berita hoak antara lain adalah, tidak memberi sumber informasi, mengatasnamakan kelompok atau golongan dan mengajak untuk menviralkan. 
Untuk mengantisipasi maraknya berita hoaks,  Rudiantara mengajak warga Muhammadiyah untuk meningkatkan budaya tabayun dan juga literasi. Dengan itu kita akan kritis terhadap segala informasi.
 
Pemateri lain, DR. Taufiqurrahman, Doktor Ilmu Komunikasi UMY yang juga Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah,  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia kini sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yang memiliki dua masalah dalam dunia media informasi, yaitu euphoria partisipatif dan personalisasi informasi.
Dengan adanya euphoria partisipatif ini mengakibatkan pergantian dari era media masa menjadi era media masa individual (Mass Individual Communication) yang memberikan kebebasan kepada individu untuk mengekspresikan dirinya, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berekspresi untuk meningkatkan eksistensi diri, mengkritik ataupun menyebarkan berita.
 
Sedang Prof. Abdul Munir Mulkhan, Guru besar UIN Sunan Kalijaga & UMS memberi pesan :  “Muhammadiyah harus selalu bisa menyesuaikan diri dan harusnya selalu terdepan dalam setiap perubahan zaman. Hidup dalam dunia global, jangan sampai terasing dari kehidupannya yang terus bergerak maju,”  beliau juga mengingatkan, agar dalam berdakwah, para mubaligh Muhammadiyah perlu untuk luwes.
 
Pemateri lain dari Anggota Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amika Wardana, Ph.D., Sosiolog Universitas Negeri Yogyakarta,  menyatakan, generasi milenial saat ini memiliki karakter yang optimis, cenderung berani, mandiri, inovatif, serta memiliki kecenderungan berbeda dalam beragama.
Menangkap karakter tersebut, Amika mengatakan bahwa Muhammadiyah dalam merancang strategi dakwahnya harus mampu mengikuti karaker-karakter generasi milenial tersebut.
“Muhammadiyah perlu melakukan inovasi dalam berdakwah. Di mana generasi milenial memiliki fleksibilitas – campuran (hybrid) dalam pandangan hidup dan gaya hidup, serta mengintegrasikan antara dunia riil dengan digital sebagai kesatuan. Dan bagaimana kemudian dakwah Muhammadiyah bisa masuk ke ranah tersebut,”
 
Sementara itu, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Alimatul Qibtiyah Ph.D. menilai, ada dua acara yang dapat dilakukan dalam mengatasi persoalan psikologis masyarakat milenial, yaitu secara kognitif dan juga psikomotor.
Secara kognitif yaitu dengan memberikan pengetahuan dan penyadaran kepada generasi milenial tentang akibat dari tergerusnya penggunaan gadget. “Informasi mengenai dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget perlu disampaikan kepada generasi milenial, karena hal ini akan mempengaruhi psikologisnya ketika tidak mampu memilah mana yang baik dan buruk dari penggunaan gadget maupun alat teknologi informasi lainnya,”
Sementara dalam aspek psikomotor, kita dapat memberikan contoh secara langsung kepada generasi milenial dalam penggunaan gadget atau teknologi informasi,  jangan sampai menjadi generasi yang makin pintar tapi mager (males gerak).
“Dengan memberikan peringatan atau imbauan kepada anak dalam penggunaan gadget akan membantu psikologis anak dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin canggih.
 
Pemateri lain, Mohammad Najikh, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah. Menyatakan agar punya keunggulan dalam bersaing, Muhammadiyah harus mampu memberikan nilai tinggi terutama dari segi kepemimpinan, pemimpin harus visioner dan mampu menerima perubahan, karena beda zaman akan beda tantangan.
 
 
29 Mei 2018
Fathin Hammam Dhomiri 
PDM Kabupaten Tegal

Tags: PengajianRamadhan1439 , PPMuhammadiyah , KeadabanDigital , DakwahPencerahanZamanMilenial
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Pengajian Ramadhan

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website