PDM Kabupaten Tegal - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tegal
.: Home > Artikel

Homepage

Menakar Keefektifan Dakwah Radio

.: Home > Artikel > PDM
08 Juni 2016 09:56 WIB
Dibaca: 1426
Penulis : Erwin Imamul Arifin (Anggota MPI Kabupaten Tegal-Penyiar Roshinta FM)

Pemafhuman sejarah terkait peran radio sebagai media yang ikut andil memberikan pencerahan bagi anak bangsa, hingga kini masih belum mendapatkan tempat semestinya. Sikap under-estimate itu bisa dimaklumi, mengingat radio oleh sebagian orang masih dianggap sebagai ‘media usang’ yang minim memberikan kontribusi bagi kemajuan peradaban. Padahal kalau mau jujur,  radio dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki media lain (terlepas juga ada kekurangannya), tetap bisa menjadi media andalan dalam menyampaikan pesan pesan moral (baca:dakwah) kepada masyarakat kekinian. Hal itu dikarenakan sifat dan karakteristik radio yang akrab dengan rakyat , bisa didengar kapanpun dan dimanapun, serta mampu ber-integrasi dengan teknologi komunikasi canggih saat ini (handphone, internet dan satelit ).

 

Jihad fi Sabilillah bil "Radio"

 

Sejarah Indonesia mencatat, masa pergerakan perjuangan bangsa diwarnai dengan peran radio sebagai media propaganda dalam menggelorakan jihad menentang kaum kafir (baca:penjajah Inggiris – NICA Belanda). Teringat jelas di benak anak bangsa, bagaimana Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 dengan pekik jihad Allahu Akbar menggelorakan semangat arek-arek Surabaya di depan corong radio Surabaya. Implikasinya sungguh dahsyat. Puluhan ribu anak muda Surabaya tanpa kenal takut menghadang tentara penjajah hanya dengan bersenjatakan bambu runcing. Peristiwa itu melahirkan heroisme yang terus dikenang sepanjang zaman. Bahkan kemudian pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan. Tak bisa dipungkiri ada peran radio saat itu yang mampu menyampaikan pesan jihad. Walaupun juga tidak bisa diklaim seratus persen kegigihan pemuda saat itu semata mata karena kehebatan media radio.

 

Dakwah Radio dari Masa ke Masa

 

Masa rintisan dakwah radio diawali pada era 80 sampai 90an. Saat itu muncul radio dakwah yang cukup fenomenal bernama Radio Attahiriyah. Dengan kemasan acara dakwah yang sejuk, radio itu kemudian menjadi trend setter bagi radio beraliran dakwah yang lain. Disusul dengan Radio Kayu Manis dengan ikon yang cukup populer saat itu. Ceramah dari dai kondang H Kosim Nurseha menjadi salah satu acara yang ditunggu banyak pendengar. Munculnya fenomena Dai Sejuta Umat KH Zainudin MZ menambah ingar bingar dakwah di radio. Hampir seluruh radio daerah di Indonesia menempatkan dai asal betawi itu di format acara dakwahnya. Lahirnya UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran di era reformasi sesungguhnya telah memberikan keleluasaan bagi lembaga penyiaran ( baca : radio ) untuk lebih mengoptimalkan perannya dalam memberikan informasi dan pendidikan kepada khalayak. Celah untuk lebih memanfaatkan radio sebagai media dakwah makin besar manakala dalam undang-undang ini memberikan ruang untuk lahirnya radio komunitas. Kesempatan ini mestinya harus cepat ditangkap ,sebagai ruang gerak dakwah bagi umat.

 

Lalu, Efektifkah Dakwah Radio?

 

Menakar ke-efektifan tentulah relatif. Sebab sebagian orang masih meraba-raba kuantitas pendengar radio. Namun data AC Nielsen yang dirilis tahun 2012 menyebut angka yang cukup mencengangkan .Menurut lembaga survei itu, jumlah pendengar radio secara nasional adalah 43 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 101 juta orang. Jumlah Ini termasuk radio network, radio streaming, dan broadband. Sedang pendengar televisi secara nasional adalah 1,2 persen jumlah penduduk atau sebanyak 556 ribu orang.

 

Fakta ini menunjukkan secara kuantitatif jumlah pendengar radio masih menguasai pangsa pasar Indonesia. Masalahnya sekarang, bagaiaman kita menggarap lahan potensial dakwah ini dengan strategi program jitu dan mengena. Dakwah dengan kemasan menarik dan menghibur tentu lebih mendapat tempat di hati pendengar. Dan yang lebih penting adalah menghilangkan sikap under-estimate pada media yang memang "sudah usang" ini. Apalagi pada bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Dimana pahala orang berdakwah menjadi begitu agung di sisi Rabb-nya. Maka mari berdakwah..


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website