PDM Kabupaten Tegal - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tegal
.: Home > Berita > Tentang The Majestic Generation, Laskar Pelangi Ahmad Dahlan

Homepage

Tentang The Majestic Generation, Laskar Pelangi Ahmad Dahlan

Minggu, 22-05-2016
Dibaca: 1196

Ustadz Fathurrahman Kamal, menyebut mereka laskar pelangi-nya PPAD. Generasi pertama santri Ahmad Dahlan. Semula berjumlah 28 anak. Dan kini, menyisakan 12 calon penerus Muhammadiyah. Pada Sabtu (21/5), mereka sah menyandang predikat sebagai alumnus pertama PPAD. Mereka resmi mendapat kebanggaan yang tak bisa disematkan kepada santri lain. Assabiqunal awwalun pondok pesantren pertama Muhammadiyah di Kabupaten Tegal. Orang pertama adalah pengubah peradaban baru. Dan sejarah, dengan caranya sendiri, akan mencatat bahwa orang pertama harus selalu dikenang.

 

Secara khusus, Ketua PDM, Arief Azman bahkan mengucapkan terima kasih kepada 12 pejuang itu, yang telah sukarela dan ikhlas menjadi pembelajar di sekolah (pondok), yang saat itu apakah bisa memberi masa depan dan harapan. Tetapi, seiring putaran jarum waktu, 12 anak itu telah membuktikan bahwa PPAD adalah sebuah kebanggan. PPAD adalah sebuah oase di tengah ingar-bingar bobroknya moral generasi penerus bangsa.

 

“Mari kita tunjukkan pada dunia, mari kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa santri PPAD bisa dan akan terus berkarya,” suara Arief Azman menggelora di halaman pondok.

 

Dan akhirnya, selamat menempuh kehidupan baru, para pembelajar sejati. Selamat mengarungi luasnya lautan, para kelasi ilmu. Selamat berkarya di tempat yang lebih tinggi, The Majestic Generation of PPAD. (MF/MPI PDM)

 

Sambutan Faizin Mubarok Ahmad (mewakili lulusan pertama PPAD)

 

Rasanya tidak ada yang lebih layak lagi utama selain memanjatkan rasa syukur kepada Sang Pemberi Nikmat, Allah Azza Wa Jalla, tentang sebuah rahasia cinta dalam perjalanan hidup ini. Hanya saja, terkadang manusia itu sendiri yang kurang mampu memaknainya tatkala cinta itu datang, cinta yang mengakibatkan adanya kita di sini. Alhamdulillahirabbil alamin.

 

Shalawat dan salam, mari kita bersama kita hadirkan untuk Nabi terakhir, Rasulullah Muhammad SAW. Pemimpin yang menunjukkan kita kepada jalan yang damai yang penuh kasih sayang. Itulah cinta yang hakiki, cinta dalam makna yang sebenarnya.

 

Seiring waktu berlari, tanpa henti Muhammadiyah senantiasa bergerak dalam kemajuan umat Islam. Maka atas izin Allah, tahun 2010 lalu Kabupaten Tegal seakan mendapat keajaiban baru atas lahirnya Pondok Pesantren Ahmad Dahlan. Lalu, tanpa kami sadari hari ini datang, menjadi saksi bahwa itu bukanlah keajaiban tanpa makna.

 

Ini adalah suara berduabelas kami yang disatukan dalam ikatan untuk mengucapkan rasa berterima kasih kami, Majestic Generation, kepada seluruh pihak yang pernah menjadi bagian dari kami. Kepada Bapak Direktur yang telah menemani kami. Memberikan suapan-suapan nurani yang sungguh sangat kami harapkan. Menyaring ketika kami dirasa ada yang berbatu. Terima kasih ayahanda KH Fahrurodji. Kepada seluruh asatidz dan asatidzah, guru, dan staff lainnya sejak awal hingga sekarang, baik yang masih bisa menemani kami belajar hingga detik ini ataupun yang telah berjauhan, tidak ada yang mampu mewakili rasa terima kasih kami selain doa agar Allah membalasnya dengan surga. Amin.

 

Guru, ustadz, ustadzah, terima kasih telah menjadi orang tua untuk putra-putri senakal kami. Terima kasih telah menjadi guru untuk murid sebandel kami. Telah menjadi hujan untuk ladang segersang kami. Terima kasih telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi kami. Allah tau bagaiama cara membalas kebaikan seorang mudarris. Semoga kelak kita akan dipertemukan dalam ruang yang lebih indah, dalam ikatan seorang muslim yang lebih kuat.

 

Rasa bersalah kami, semoga juga masih bisa dimaafkan. Kesengajaan atau bukan, yang jelas sekarang kami telah paham setelah bertahun-tahun dimaklumi. Semoga tak ada lagi bercak virus dalam hati. Kami, atas nama keluarga besar Majestic Generation, mengucapkan ribuan maaf penuh ratap, atas kekeliruan yang pernah kami lakukan.

 

Terima kasih untuk adik-adikuu, terima kasih telah menjadi semangat kami dalam diam. Kalian telah mengajari kami bagaimana cara menghormati dan mengasihi. Dari kalian kami belajar bagaimana menjadi orang tua dalam mendewasakan diri. Semoga kesuksesan selalu hadir dalam langkah kaki adik-adikku.

 

Adik-adikku, belajar bukanlah tawaran. Ia adalah sebuah keharusan. Pintar bukan solusi, hanya kemauan yang mampu merubah diri. Maka, tetaplah menjadi prajurit yang tunduk dalam ilmu, teruslah menjadi kelasi yang mengabdikan diri dalam lautan agama. Ilmu itu buruan, dan tulisan adalah pengikatnya. Maka ikatlah buruanmu dengan ikatan yang kuat. Karena hanya orang bodoh yang tak mau mengikat buruannya setelah berhasil ia tangkap.

 

Mari, kita adalah kader bangsa dan agama, kita adalah kader Muhammadiyah dan kader PPAD. (MF)


Tags: PPAD
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website